Wednesday, December 12, 2012

RANAH MINANG : Plein van Rome (Lapangan Iman Bonjol Tempo Doeloe)

Plein van Rome (Lapangan Iman Bonjol tempo dulu), bangunan dibelakang adalah Kantor Telepon Kolonial Belanda, sekarang lapangan ini masih tetap berfungsi sama seperti dulu, sebagai alun-alun kota, taman, ruang terbuka hijau.
Raaff  Monument di Plein van Rome tahun 1938.

Gemeente Huis (Balaikota Padang) di Raaffweg, sebelah kiri foto ini adalah Plein van Rome (Lapangan Iman Bonjol sekarang

Kantor Pos tempo dulu, berdiri di samping tangsi/penjara di jalan Raaffweg (Jln. M.Yamin), dilokasi yang sama masih digunakan sebagai kantor pos, hanya saja dengan gedung yang dibangun baru.
Plein van Rome adalah sebuah lapangan atau alun-alun kota Padang pada zaman kolonial Belanda, lapangan yang juga dilengkapi dengan taman-taman dan patung ini tempat berkumpulnya warga kota, berbagai acara dan keramaian kerap dilakukan di lapangan ini, di sebelah barat Plein van Rome terdapat Jln.Raaffweg (Jln.M.Yamin sekarang), berdiri sebuah bangunan benteng yang berfungsi sebagai tangsi/penjara.
Pada sisi utara Plein van Rome terdapat sebuah pabrik es, toko Belanda yang cukup besar  "Hellfach", hotel pension "Raaffweg" yang buka tahun 1919, dan cafe-restoran "Bergmann".
 
Gedung Batu tertua dikota Padang, yakni Rumah Bola (Societeit "De Eendracht") didirikan pada tahun 1837 oleh Residen Frances, gedung aslinya sudah tidak ada lagi, sekarang ditempat ini berdiri Gedung Pertemuan Bagindo Aziz Chan.
 Disisi timur Lapangan Plein van Rome terdapat sebuah jalan yang bernama "Societeitsweg atau Jalan Rumah Bola (sekarang Jln. Bagindo Aziz Chan), dinamakan jalan rumah bola karena dijalan ini terdapat sebuah rumah bola yang tertua yang pernah ada dikota Padang, membuat rumah bola dimana-mana adalah ciri khas Bangsa Belanda.

  Di sisi selatan Plein van Rome (sekarang Jln.Hasanuddin) dulu ditempati bagian artileri tentara berikut  tangsi dan perumahan bintara, kantor-kantor kotapraja, kemudian dibangun pula kantor telepon.

Sumber : Padang Riwayatmu Dulu, Rusli Amran.
                Tropenmuseum.

No comments:

Post a Comment