Mengunjungi Surabaya..., terasa tidak lengkap kalau tidak mengunjungi House of Sampoerna, disini kita akan mendapatkan suasana Surabaya Tempo Doeloe, gedung yang berada di Jalan Taman Sampoerna Surabaya Lama ini dibangun pada tahun1864, yang kemudian pada tahun 1913 dibeli oleh Liem Seeng Tee (Pendiri Sampoerna) untuk dijadikan sebagai kediaman dan pabrik rokok pertama Sampoerna. Bangunan utama House of Sampoerna yang berdiri megah dengan empat pilar besar dan tinggi berbentuk batangan rokok Djie Sam Soe itu sekarang berfungsi sebagai Museum, Galery dan tentu saja masih mempertahankan keberadaan pabrik rokok.Sedangkan gedung disisi kiri bangunan utama berfungsi sebagai Cafe dan Galery, dan gedung di sisi kanan area privat yang tidak dibuka untuk umum. Pada tahun 2011 lalu National Geographic Traveller Indonesia menempatkan House of Sampoerna sebagai museum terbaik kategori museum seni dan budaya.
|
Pilar Berbentuk Batangan Rokok Djie Sam Soe |
|
Jam Buka Museum Setiap Hari dan GRATIS..! |
|
Pintu Masuk Utama House of Sampoerna yang berhiaskan kaca patri. |
|
Kaca Patri dari pintu utama di lihat dari ruangan dalam. |
|
Replika Warung Rokok Liem Seeng Tee |
|
Pintu Masuk keruang tengah. |
|
Replika Bangunan tempat pengeringan tembakau. |
|
Koleksi foto dan barang yang tertata apik. |
|
Karung dan Bakul berisi Cengkeh dan Tembakau. |
|
Kaca Patri Disisi kiri dan kanan ruangan tengah. |
|
Koleksi dari Marching Band Sampoerna. |
House of Sampoerna ini memuat sejarah perjalanan panjang perusahaan rokok Sampoerna, dari zaman kolonial Belanda sampai saat ini, berbagai koleksi pribadi dan perusahaan tertata menarik memenuhi seluruh ruangan museum ini, baik berupa foto, rempah bahan baku rokok, kertas, mesin cetak, berbagai kemasan rokok Sampoerna dari zaman ke zaman, iklan rokok, brankas jadul, koleksi dari Marching Band Sampoerna yang pernah mengharumkan nama Indonesia pada Tournament of Roses Pasadena,dll.
Setelah puas mengelilingi museum lantai dasar, dikiri dan kanan ruangan bagian dalam terdapat tangga kayu menuju lantai 2, dinding sepanjang tangga dihiasi foto foto dan poster, sampai di lantai dua terdapat Gift Shop yang menjual berbagai cenderamata khas Surabaya, batik, kaos, dll. Tapi yang paling menarik pada lantai 2 ini adalah balkon yang membatasi gedung museum dengan aula luas dibagian bawahnya, dengan dikelilingi kaca kita dapat menyaksikan secara langsung aktifitas ratusan para pekerja pabrik rokok yang rata-rata perempuan dengan terampil dan cekatan melinting, memotong, mengemas rokok sacara tradisional, jadi ini betul-betul Living Museum, tapi sayangnya pada area lantai 2 ini pengunjung tidak diperkenankan membawa kamera dan mengambil gambar.